Advertisement

Responsive Advertisement

Ancaman di Balik Makanan Pedas

Ancaman di Balik Makanan Pedas - Banyak orang yang menyukai makanan pedas, apalagi bagi masyarakat Medan yang memang dikenal dengan makanan pedasnya. Makanan dengan tingkat kepedasan tinggi memang memberikan sensasi tersendiri di lidah orang yang mengkonsumsinya. Selain membuat kegiatan makan anda jadi seru karena sensasi pedas tersebut, makanan pedas juga dipercaya membuat orang yang mengkonsumsinya bertambah selera untuk makan. 

Cabai, salah satu sumber dari rasa pedas pada makanan memang memiliki kandungan vitamin C yang tinggi dan baik bagi tubuh. Selain itu juga mengandung zat yang dapat membunuh sel kanker, mengendalikan pencemaran mikroba pada makanan dan mengurangi resiko penyakit kardiovaskular. Namun bukan berarti Anda dapat mengkonsumsi makanan pedas sesering mungkin. Bagi Anda penggemar makanan pedas harus hati-hati, karena selain dapat menimbulkan “kanker” alias kantong kering jika harga cabai melonjak, makanan pedas ternyata juga dapat menimbulkan dampak yang merugikan kesehatan.
Ancaman di Balik Makanan Pedas

Oleh karena itu hindari mengkonsumsi makanan pedas menjelang tidur jika Anda tidak ingin pola tidur Anda terganggu. Makanan pedas dapat meningkatkan temperatur tubuh dan memicu detak jantung lebih cepat. Padahal, untuk dapat tidur, kita memerlukan kondisi tubuh yang rileks. 

Makanan pedas dapat menimbulkan berbagai penyakit lambung seperti asam refluks, gastritis (maag) akut dan tukak lambung (ulkus gaster). Penyakit asam refluks sendiri merupakan kondisi di mana isi lambung mengalir kembali ke dalam kerongkongan. Ini dikarenakan makanan pedas merupakan kombinasi asam. 

Ketika terlalu banyak asam yang masuk ke dalam perut, maka hal tersebut berpotensi besar merusak dinding lambung. Kerusakan dinding lambung ini menyebabkan nyeri, peradangan serta kerusakan kerongkongan. Gastritis (maag) akut dikarenakan terjadinya peradangan mukosa lambung, yakni selaput yang melapisi perut. Mengkonsumsi makanan pedas terus menerus menyebabkan lapisan lambung menipis dan rapuh sehingga mudah terinfeksi. 

Banyak orang yang terserang penyakit gastritis ringan dan mengabaikannya. Itu sebabnya banyak yang baru menyadari penyakit ini ketika telah akut. Gastritis ditandai dengan gejala muntah, mual, sakit kepala, demam, diare dan pendaharan pada muntah atau tinja. Sedangkan tukak lambung adalah penyakit dikarenakan adanya borok pada lapisan mukosa. Penyakit tukak lambung membuat penderitanya merasa sakit di mana lambungnya terasa terbakar, mual, muntah dan penurunan berat badan. Mungkin ini kabar baik bagi Anda yang ingin diet. Namun, untuk apa kurus jika Anda terdiagnosis menderita penyakit-penyakit di atas.

Diare

Ini biasanya yang paling sering dialami mereka yang mengkonsumsi makanan pedas. Biasanya terjadi pada mereka yang memiliki sensitivitas tinggi pada jenis makanan pedas. Makanan pedas mempercepat gerakan di usus. Saat makanan tersebut sampai di usus besar, efek iritasi langsung terasa sehingga menyebabkan diare. Kebiasan mengkonsumsi makanan pedas juga dapat menurunkan tingkat sensitivitas lidah Anda.

Mengkonsumsi makanan pedas bukan dilarang. Namun alangkah baiknya jika kita tetap memperhatikan kesehatan. Biasakan mengkonsumsi makanan pedas hanya pada makanan utama saja, bukan pada makanan sebagai cemilan. Perhatikan waktu, jangan makan pedas pada malam hari atau menjelang tidur agar tidur Anda tidak terganggu. Maksimal dalam seminggu Anda hanya boleh mengkonsumsi makanan pedas tidak lebih dari empat kali. Usahakan agar kadar kepedasan makanan Anda tidak terlalu tinggi. Minum susu atau air kelapa muda setelah mengkonsumsi makanan pedas. Susu dapat menetralkan produksi asam lambung yang dihasilkan oleh makanan pedas. 

Begitulah, makanan pedas memang sangat menggoda untuk dimakan. Namun, jangan sampai kegemaran Anda mengkonsumsi makanan pedas justru berujung pada penyakit.