Benjolan pada Payudara

Post oleh : kang ombar | Rilis : 1:52 AM | Series :
Benjolan pada Payudara - Adanya benjolan pada payudara adalah masalah pada payudara yang paling sering menyebabkan wanita ataupun pria berkonsultasi ke dokter. Penemuan adanya benjolan pada payudara oleh pasien sendiri ataupun oleh dokter akan menyebabkan rasa cemas ataupun takut yang berlebihan. Kecenderungan suatu benjolan menjadi suatu keganasan berhubungan erat dengan faktor usia seseorang, di mana kecenderungan ini akan meningkat dengan bertambahnya usia. 

Lebih kurang 2% kanker payudara terjadi pada wanita dibawah usia 30 tahun, dan hal ini meningkat mencapai 70% pada wanita usia diatas 50 tahun. Pada usia muda, sebagian besar (80-90%) benjolan di payudara adalah jinak dan biasanya disertai keluhan, bila tanpa keluhan, harus dicurigai kemungkinan kanker payudara. 

Pendekatan dan pemeriksaan lebih lanjut terhadap suatu benjolan payudara dilakukan secara sistematis untuk menghindari pemeriksaan yang tidak diperlukan. Pada wanita yang berusia dibawah 25 tahun, benjolan pada payudara cenderung bersifat jinak dan merupakan suatu fibroadenoma (FAM). 
Benjolan pada Payudara

Sedangkan pada kelompok usia 30-40 tahun, penyakit kista payudara lebih sering terjadi daripada suatu kanker payudara, kanker payudara sendiri lebih sering terjadi pada wanita yang telah menopause. Adanya kecenderungan resiko genetik pada kanker payudara. Hal-hal lain yang penting termasuk riwayat menstruasi, riwayat cedera terhadap payudara, penggunaan terapi hormon pengganti, dan apakah seseorang itu pernah mengalami terapi radiasi pada dada. 

Benjolan-benjolan pada payudara tersebut dapat berupa:

1. Kista payudara

Kista ini berisi cairan, bervariasi dalam hal ukuran, benjolan yang teraba biasanya berisi 20-30 cc cairan. Kebanyakan kista terjadi pada wanita berusia lebih dari 35 tahun. Angka kejadian berkembangnya kista ini menurun drastis setelah menopause, hal ini disebabkan terjadinya kista ini berhubungan dengan hormon yang dikeluarkan dari indung telur. Besarnya perubahan sesuai siklus haid. Bila membesar dengan cepat, umumnya disertai rasa nyeri. 

Untuk mengetahui apakah suatu benjolan payudara adalah suatu kista, akan dilakukan aspirasi (penarikan cairan) ataupun dengan USG. Cairan kista bisa jernih, keruh ataupun kehijau-hijauan. Benjolan yang disebabkan kista payudara biasanya menghilang setelah dilakukan penarikan cairan kista, akan tetapi jika kista ini terjadi berulang kali (lebih dari 2 kali), diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. 

2. Fibroadenoma mammae (FAM)

FAM adalah tumor jinak yang terjadi pada payudara. FAM sendiri merupakan tumor kedua tersering setelah kanker payudara, dan biasanya terjadi pada wanita di bawah usia 30 tahun. FAM biasa terdapat pada remaja dan wanita pada usia reproduksi, dan jarang pada wanita setelah usia 40 atau 45 tahun. FAM mudah ditemukan pada pemeriksaan dan biasanya berkapsul. Pada perabaan benjolan berbatas tegas, kenyal, dapat digoyang, tidak nyeri. 

Pemeriksaan mamografi dapat digunakan untuk membedakan antara kista dan FAM. FAM tidak mempunyai kecenderungan menjadi ganas, meskipun dapat terjadi, tetapi sangat jarang. Pengambilan jaringan dari payudara dilakukan untuk mengeksklusikan suatu keganasan. Satu-satunya cara untuk menyembuhkan FAM adalah dengan pengangkatan secara pembedahan. 

3. Fibrokistik payudara 
Sering ditemukan pada usia antara 20-30 tahun. Hampir selalu disertai nyeri. Sifat nyeri biasanya bervariasi sesuai siklus haid, pada kedua payudara, tidak terlokalisir, dan menyebar ke bahu atau ketiak bahkan dapat menyebar ke lengan. Nyeri biasanya menetap dan bisa memburuk sampai menopause. 

4. Kanker payudara 
Kanker payudara merupakan keadaan keganasan yang berasal dari sel-sel yang terdapat pada payudara. Secara statistik, resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang cepat mengalami menstruasi, menopause terlambat dan pada wanita yang mengalami kehamilan anak pertama usia diatas 30 tahun. Kurang dari 1% kanker payudara terjadi pada usia dibawah 25 tahun, setelah usia 39 tahun angka kejadian makin meningkat. Angka kejadian tertinggi pada usia 45-50 tahun. 

Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara meningkatkan resiko terserang kanker payudara menjadi lima kali lipat. Berkembangnya kanker pada satu payudara meningkatkan resiko kanker pada payudara yang lain sebesar enam kali lipat. Keterlibatan faktor genetik ditunjukkan dengan kecenderungan familial yang kuat. Gejala kanker payudara berupa benjolan di payudara, perubahan bentuk ataupun ukuran payudara, nyeri pada payudara yang tidak hilang, kulit payudara yang merah dan membengkak, dan keluarnya darah atau air susu dari payudara yang tidak menyusui. 

Mamografi adalah tes yang paling bagus dalam mendeteksi kanker payudara. Wanita yang berusia 40 tahun atau lebih dianjurkan untuk melakukan mamografi setiap tahun. Walaupun mamografi sebelumnya normal, jika terdapat keluhan baru, maka harus dimamografi ulang. Pada mamografi, lesi yang mencurigakan ganas menunjukkan salah satu atau beberapa gambaran berikut: lesi asimetris, kalsifikasi, tepi tidak teratur, terdapat peningkatan densitas dibandingkan sekitarnya. 

Jika didapatkan hasil mamografi yang tidak normal, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut misalnya dengan USG ataupun dengan biopsy (pengambilan jaringan untuk dilihat dibawah mikroskop). Dengan mamografi dapat dideteksi tanda-tanda awal kanker payudara, kadang-kadang yang memerlukan waktu lebih kurang tiga tahun sebelum dapat dirasakan. 

Dengan terdeteksinya kanker payudara secara dini, pengobatan akan lebih efektif, dan akan menurunkan angka kejadian kesakitan dan kematian akibat kanker payudara.

google+

linkedin