Waspadai Kelainan Kehamilan - Pernahkan kita mendengar istilah hamil anggur, kehamilan ektofik dan hiperemis gravidarum? Pasti ada dari istilah itu yang tidak asing bagi kita namun kita kurang mengetahui secara jelas mengenai hal tersebut. Hal ini perlu diketahui oleh pria dan wanita untuk pencegahan dari terjadinya kelainan kehamilan yang bisa berujung pada kematian.
Kehamilan merupakan suatu hasil dari proses konsepsi antara sel ovum dan sel sperma. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang paling diidamkan oleh pasangan yang telah menikah. Sehingga, pada masa ini wanita diperlakukan bak permainsuri yang harus dijaga kesehatan janin dan dirinya. Lamanya Kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dimana syarat kehamilan harus ada ovum, sperma, konsepsi dan nidasi (hasil konsepsi). Jika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi maka kehamilan tidak akan terjadi.
Kehamilan bisa diketahui dengan melalukan tes kehamilan yang dikenal dengan istilah tes peck (pemeriksaan hormon korionik gonadotropin/ HCG) melalui urin dan tes USG yang bisa dilihat bagaimana keadaan janin. Wanita yang sedang hamil bisa merasakan gerakan janin dan bunyi jantung janin (usia kehamilan 18-20 minggu).
Wanita yang sedang hamil, identik dengan tanda-tanda lain seperti Amenore (menstruasi tidak datang), Nausea (mual yang tidak disertai muntah dan terjadi pagi hari di bulan-bulan pertama kehamilan), Mengidam, Sering kencing, Anoreksia (tidak nafsu makan), Leukore (peningkatan sekret serviks karena pengaruh meningkatnya hormon progesteron), Pigmentasi kulit (kulit lebih hitam pada daerah dahi, pipi, dan hidung), dan Perubahan payudara (daerah aerola menjadi lebih hitam untuk persiapan menyusui).
Kelainan kehamilan bisa berupa Hiperemis Gravidarum, Mola Hidatidosa (hamil anggur), Kehamilan Ektopik, dan Abortus. Jenis kehamilan ini diluar kehamilan normal yang bisa dilihat dari luar maupun dari dalam.
Hiperemis Gravidarum yaitu keadaan wanita yang sering mual dan muntah secara berlebihan sehingga menyebabkan aktivitas dan kondisi kesehatannya terganggu. Mual terjadi akibat meningkatnya kadar estrogen dan apabila terus-menerus bisa menyebabkan dehidrasi, hipokloremia, dan hiponatermia. Hal ini bisa merusak hepar (hati) dan selaput lendir lambung yang robek akibat frekuensi muntah yang sering.
Keadaan yang paling dikhawatirkan adalah tingkat ke 3 di mana kondisi wanita sangat lemah sampai koma sehingga perlu penanganan intensif karena denyut nadi kecil, suhu badan meningkat, tekanan darah turun serta muntah berhenti.
Mola Hidatidosa (Hamil anggur) yaitu kehamilan yang tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari filli koriales di mana kavum uteri hanya terisi jaringan seperti rangkaian buah anggur. Jenis kehamilan ini sudah sering terdengar di masyarakat dan menjadi kehamilan yang paling ditakuti karena mirip tumor dengan benjolan-benjolan pada jaringan. Penyebab dari kehamilan ini berupa infeksi saat menstruasi, konsumsi makanan yang banyak zat-zat kimianya, keturunan dan faktor resiko (usia wanita < 20 tahun atau > 35 tahun, tinggi badan yang kurang dan keadaan sosial ekonomi).
Wanita yang mengalami hamil anggur akan merasakan gejala seperti mual dan mutah yang berlebihan dari keadaan normal, anemia (kekurang darah), pembesaran uterus (rahim) melebihi usia kehamilan dan terjadinya perdarahan. Hal tersebut bisa diketahui dengan meningkatnya kadar HCG (dalam urine) dan gambar USG yang menunjukkan keadaan rahim seperti sarang tawon tanpa adanya janin.
Kehamilan Ektofik adalah kehamilan yang tempat nidasinya (tempat berkembangnya janin) tidak berada di uterus (rahim). Tempat nidasi yang abnormal seperti di Tuba uterus, ovarium, rongga abdomen dan tuba pars intertialis. Kehamilan ini paling sering terjadi dimana perbandingannya adalah 1:100 kehamilan. Perkembangan janin di tempat yang abnormal ini normal seperti biasanya membentuk jaringan plasenta, kandungan amnion dan fetus, hanya saja tempat perkembangan janin tidak cukup kuat untuk menopang dan menjaga kelangsungan hidup janin. Oleh sebab itu, kehamilan ini tidak bisa dipertahankan karena bisa membahayakan keadaan si ibu dengan terjadinya pendarahan yang terus-menerus.
Penyebab kehamilan ektofik sebagian besar dikarenakan adanya radang kronik pada tuba sehingga perjalanan sel telur ke rongga rahim terhambat. Seharusnya sel terlur yang keluar dari ovarium akan berjalan menuju ke rongga rahim menunggu datangnya sel sperma. Penyebab lain yaitu tumor rahim, pembuahan terjadi saat folikel pecah, sel telur terjatuh selelah dibuahi ke rongga abdomen karena aktivitas wanita yang terlalu berat serta pemakaian alat kontrasepsi yang tidak baik penjagaannya.
Abortus adalah berakhirnya kehamilan pada atau sebelum berusia 20 minggu dengan keadaan janin yang belum mampu hidup di luar kandungan dan berat janin kurang dari 500 gram. Abortus dapat terjadi ketika rasa mules dan nyeri akibat kontraksi uterus dan perdarahan yang disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi. Penyebabnya dikarena Faktor maternal (infeksi, anemia berat, keracunan, dan gizi buruk), Faktor Pertumbuhan Konsepsi (kelainan kromosom, lingkungan rahim tidak nyaman, pengaruh radiasi, obat-obatan, alkohol, dan virus), serta Faktor penyakit (kanker serviks, tumor, retroversi uteri dan kista).
Abortus bisa diketahui dengan Tes kehamilan, apabila positif maka menunjukkan janin masih hidup dan negatif menunjukkan janin sudah mati, Pemeriksaan USG dan perdarahan yang banyak dengan terkandung jaringan didalamnya.
Beberapa kelainan kehamilan di atas sangat mengacam atas kelahiran generasi-generasi indonesia dan sangat berpengaruh terhadap kualitas kesehatan suatu negara khususnya di Indonesia.
Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan dan partisipasi aktif semua pihak untuk mengetahui secara dini perawatan pra kehamilan sampai setelah kehamilan terutama pemeriksaan kehamilan yang rutin dan penjagaan pola makan serta kebiasaan atas ketergantungan obat-obatan dan ketergantungan teknologi.