Ganti Sendi Lutut untuk Meningkatkan Kualitas Hidup - Sebelum ditemukannya metode operasi ganti sendi, maka banyak orang, terutama para lanjut usia (lansia) yang menderita oleh karena berkurangnya kualitas hidup mereka.
Kondisi penyakit yang umumnya terjadi pada lansia, yakni pengapuran sendi, telah membuat para lansia hanya dapat terduduk di rumah tanpa dapat melakukan apa-apa.
Syukurlah, dengan berkembangnya teknologi di bidang bedah orthopaedi, maka operasi ganti sendi (terutama lutut dan panggul) menjadi sesuatu yang lazim dilakukan dan telah terbukti menolong puluhan ribu penderita pengapuran sendi. Menurut data dari American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS), di Amerika Serikat dilakukan lebih kurang 600.000 operasi penggantian sendi setiap tahun. Menurut data mereka, operasi penggantian sendi lutut pertama kali dilakukan pada tahun 1968.
Apa Itu Pengapuran Sendi?
Pengapuran sendi, atau yang dalam dunia medis dikenal dengan nama osteoarthritis (OA), merupakan hal yang pasti terjadi bagi setiap orang. Yang membuat perbedaan, adalah kapan terjadinya pengapuran dan berat ringannya pengapuran tersebut. Pengapuran sendi adalah sebuah kondisi dimana tulang rawan yang melapisi tulang di dalam persendian, menjadi rusak dan hancur. Pengapuran ini dapat terjadi pada semua sendi, terapi terutama terjadi pada sendi lutut dan panggul.
Hal ini disebabkan oleh karena kedua sendi inilah yang terutama menopang berat tubuh saat berdiri dan berjalan. Otomatis, beban yang ditanggung kedua sendi ini sangatlah besar. Sebagai contoh, sendi lutut akan menanggung sebesar 2 kali lipat berat tubuh saat seseorang naik atau turun tangga. Lambat laun, tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan (cushion) akan menjadi rusak.
Pengapuran sendi ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor pertama adalah aktivitas yang dilakukan orang tersebut. Orang yang sering berdiri, mengangkat berat, ataupun naik turun tangga akan memperberat tumpuan pada sendi lututnya. Faktor kedua, adalah berat badan seseorang. Berat badan berlebih, atau bahkan obesitas, akan membuat lutut seseorang cepat mengalami pengapuran. Faktor ketiga, adalah usia seseorang.
Umumnya, seiring dengan bertambahnya usia, maka sendi lutut yang telah lama digunakan untuk menopang tubuh, akan mengalami kompresi atau tekanan terus-menerus. Faktor keempat, adalah faktor bawaan atau herediter. Terkadang, beberapa orang dilahirkan dengan struktur tulang dan tulang rawan yang kurang anatomis sehingga mempercepat terjadinya pengapuran sendi. Faktor kelima, yakni trauma atau cidera yang terjadi pada lutut seseorang. Cidera ini akan mengakibatkan kerusakan pada struktur tulang dan tulang rawan apda lutut tersebut. Akibatnya, tubuh berusaha memperbaiki struktur tulang yang rusak tersebut dengan cara meningkatkan pertumbuhan tulang yang baru. Sering sekali, pertumbuhan jaringan baru ini tidak seanatomis struktur lamanya.
Pengapuran Sendi Lutut
Sendi lutut adalah sendi yang terbesar pada tubuh manusia, dan berfungsi untuk menopang berat badan. Tulang paha dan tulang kering di dalam sendi lutut dilapisi oleh tulang rawan. Seiring bertambahnya usia, tulang rawan ini mengalami pengapuran. Tulang rawan ini berfungsi untuk menjadi bantal (shock absorber) saat kita berdiri dan berjalan. Sebagai akibat dari tulang rawan yang rusak ini, maka akibatnya muncul tulang-tulang baru yang berbentuk tajam, atau disebut dengan osteofit. Osteofit ini membuat lutut seseorang bertambah nyeri.
Bagaimana mengetahui seseorang mengalami pengapuran sendi lutut?
Penderita pengapuran sendi lutut umumnya mengeluhkan nyeri pada lutut. Nyeri ini akan bertambah berat jika lutut dibebankan, misalnya saat menaiki tangga. Selain itu, gerakan sendi lutut menjadi terbatas. Pada lutut normal, kaki dapat diluruskan dan dibengkokkan sampaid engan 135 derajat. Pada tahap lanjut, lutut penderita mengalami pembengkokan, sehingga lutut berbentuk O, atau berbentuk X. Penderita yang lututnya berbentuk O lebih sering dijupai daripada berbentuk X. Lutut berbentuk O disebut genu varum dan lutut berbentuk X disebut genu valgum.
Pengapuran sendi lutut ini dibagi ke dalam 5 derajat berdasarkan hasil foto polos (xray). Pembagian ini dikenalkan oleh Kellgren-Lawrence. Derajat 0 adalah derajat terendah, dan derajat 4 adalah derajat tertinggi. Hal ini dapat diketahui dari foto polos atau xray lutut yang dilakukan dengan posisi pasien dalam keadaan berdiri. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan beban pada sendi lutut.
Penanganan penderita pengapuran sendi lutut ini sebaiknya bersifat menyeluruh, dan meliputi:
(1). Pengendalian berat badan
Berat badan yang semakin berat tentu akan menambah beban bagi sendi lutut. Oleh karenanya, pengendalian berat badan sangat penting dalam manajemen pasien penderita pengapuran sendi.
(2). Perubahan aktivitas sehari-hari (Activities of Daily Lings atau ADL)
Sebisa mungkin, penderita harus mengurang aktivitas yang dapat memperberat pengapurasn sendi. Misalnya, penderita sebaiknya menggunakan lift daripada tangga untuk mengurangi beban pada sendi lutut. Hindari juga aktivitas olahraga yang bersifat full contact, seperti sepakbola, bola basket, tenis, dsb.
(3). Penggunaan alat bantu
Bagi penderita pengapuran sendi lutut, disarankan untuk memakai tongkat dalam beraktivitas sehari-hari. Tongkat yang dapat dipakai adalah crane, atau tongkat tunggal untuk menopang berat badan agar tidak terkonsentrasi pada sendi lutut.
(4). Obat-obatan
Penderita juga dapat mengkonsumsi obat-obatan penghilang rasa nyeri. Namun harus diingat, pemberian obat penghilang rasa nyeri ini harus dalam pengawasan ketat oleh dokter. Hal ini terutama karena umumnya penderita pengapuran sendi ini adalah orang tua atau lanjut usia. Pada lansia, toleransi tubuh mereka terhadap obat-obatan tidak sebaik orang dewasa dan remaja. Obat penghilang rasa nyeri atau analgetika umumnya berasal dari golongan NSAIDs dan hanya bersifat simptomatik saja, artinya obat-obatan ini hanya menghilangkan gejala-gejala penyakitnya saja, tetapi tidak menghilangkan penyebab penyakit ini, yakni kerusakan sendi.
(5). Fisioterapi
Fisioterapi dilakukan pada penderita pengapuran sendi lutut dan bertujuan untuk mempertahankan luas gerak sendi atau range of motion dari sendi lutut. Normalnya, sendi lutut dapat digerakkan lurus (untuk berdiri) dan ditekuk sampai dengan 135 derajat (untuk jongkok). Pada penderita penyakit ini, luas geraks endi menjadi ebrkurang oleh karena rasa nyeri dan kekakuan otot-otot. Hal ini harus dicegah agar lutut tidak menjadi kaku. Selain itu, fisioterapi juga ditujukan untuk penguatan otot-otot tungkai bawah dan otot kaki yang diperlukan untuk menopang sendi lutut.
(6) Injeksi atau suntikan intraartikular
Suntikan ke dalam sendi dapat membantu menghilangkan rasa nyeri dan juga membantu lubrikasi dari sendi lutut. Hal ini terutama bermanfaat pada pengapuran sendi atau OA grade I dan II, di mana belum banyak sekali terjadi perubahan anatomis dari tulang-tulang di sendi lutut. Jenis suntikan dapat berupa analgetika (penghilang rasa nyeri) ataupun steroid (umumnya triamcinolone) atau juga viscosupplementation.
(7) Operasi ganti sendi lutut
Cara lain untuk penanganan pengapuran sendi lutut, terutama derajat III dan IV adalah dengan cara operasi ganti sendi, yang akan dijelaskan di bawah ini.
Operasi Ganti Sendi Lutut
Bagi penderita pengapuran sendi lutut tahap lanjut (Kellgren Lawrence III dan IV), maka disaranakan untuk menjalani operasi ganti sendi lutut. Di negara maju, seperti AS dan negara di Eropa, operasi ganti sendi lutut sudah sangat lazim dilakukan. Bahkan, di negara-negara tersebut, seorang dokter ahli bedah orthopaedi umumnya lebih banyak melakukan oeprasi ganti sendi lutut (atau sendi panggul) daripada operasi pemasangan implant pada kasus patah tulang.
Di negara maju tersebut, salah satu faktor lagi yang membuat operasi ganti sendi lutut sangat banyak dilakukan, adalah bahwa orang lanjut usia (di atas 70 tahun) tidak dapat hidup bergantung kepada anak-anaknya. Mereka harus mandiri, dan dituntut untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, seperti pergi ke toko kelontong, bersosialisasai, dsb. Berbeda memang dengan di Indonesia, di mana umumnya para lansia masih dirawat di rumah oleh anak-anaknya.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa operasi ganti sendi lutut ini bertujuan untuk megganti ujung tulang paha dan pangkal tulang kering dengan bahan buatan (metal). Hal ini dilakukan karena tulang rawan yang melapisi ujung-ujung tulamg tersebut sudah rusak. Selanjutnya persendian yang pada awalnya merupakan sendi antara tulang dengan tulang, maka menjadi sendi antara metal dan metal.
Ada beragam jenis implan untuk sendi palsu ini yang tersedia. Ada yang diistilahkan dengan cruciate retaining, cruciate substituting, fixed bearing, mobile bearing, dan hiper flex. Diskusikanlah lebih kanjut dengan dokter ahli bedah orthopaedi Anda untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut tentang manfaat dan kelebihan dari masing-masing jenis implan ini. Yang perlu diingat adalah, setiap lutut penderita adalah unik dan memerlukan penanganan yang berbeda. Pada penduduk Indonesia, yang mayoritas beragama Islam, biasanya penderita mengharapkan dapat bisa membengkokkkan lututnya semaksimal mungkin agar bisa melakukan gerakan sujud pada shalatnya. Dan sekarang seudah tersedia implan jenis hiper-flex tersebut di atas, untuk lebih bisa memungkinkan penderita menekuk lututnya.
Pasca operasi ganti sendi lutut ini, penderita diharapkan dapat berdiri dan berjalan pada keesokan harinya. Inilah keunggulan dari operasi ganti sendi lutut, dibandingkan dengan metode pengobatan lainnya, karena operasi ini mengembalikan fungsi biomekanika dari sendi lutut manusia.
Komplikasi Operasi
Tidak ada operasi yang bisa dijamin 100 persen bebas resiko. Hal ini lumrah, oleh karena deorang dokter orthopaedi hanya bisa menjanjikan usaha yang terbaik, bukan hasil yang terbaik. Tetapi umumnya, jika seorang dokter sudah melakukan usaha yang terbaik sesuai dengan standar operasional yang berlaku, maka umumnya hasilnya akan baik pula. Di samping itu, seorang pasien juga dituntut untuk dapat bersama-sama merawat dirinya dan hasil operasi tersebut.
Yang perlu diperhatikan sebagai kemungkinan komplikasi dari operasi ini adalah:
1. Infeksi
Infeksi merupakan hal yang sangat ditakutkan dari setiap operasi, bukan hanya pada operasi ganti sendi lutut. Hal ini terjadi oleh banyak faktor. Selain dari faktor kuman (mikroorganisma) yang menyerang penderita tersebut, maka faktor ketahanan tubuh pendeirta adalah hal yang sangat penting. Penderita diabetes melitus (kencing manis) sangat rentan terhadap infeksi. Sebagaimana juga pada penderita HIV/AIDS, dan pemakan obat-obatan steroid jangka panjang.
2. Aus
Prothese atau implan sendi buatan dapat mengalami aus oleh karena kontak antara besi dan besi tersebut. Hal ini bergantung dari berat ringannya aktivitas yang dilakukan seseorang. Umumnya sendi palsu itu dapat bertahan sampaid engan 5 tahun. Jika terjadi aus, maka disarankan untuk dilakukan revisi atau penghantian ulang sendi lutut tersebut.
3. Longgar (loosening)
Longgarnya sendi palsu dapat disebabkan oleh infeksi lokal yang terjadi di tempat pemasangan, baik pada daerah tulang paha maupun tulang kering. Jika terjadi looseingi, maka dilakukan revisi untuk memperbaiki kedudukan implan tersebut.
4. Trombosis vena dalam (Deep vein trombosis atau DVT) dan Emboli Paru
Gumpalan darah ini terbentuk pada betis dan dapat berjalan ke paru (emboli paru). Hal ini dapat menjadi suatu hal yang serius dan dapat membahayakan jiwa. Apabila adanya nyeri pada bagian betis atau sesak napas segera hubungi dokter bedah yang menangani anda. Biasanya, pada operasi ganti sendi lutut ini, diberikan obat pengencer darah sejak satu hari setelah operasi sampai dengan 2 atau 3 minggu.