Advertisement

Responsive Advertisement

Waspadai TB untuk Kesehatan Masyarakat

Tuberkulosis (TB) atau masyarakat awam mengenal penyakit TBC, penyakit yang sangat berbahaya dan bagi Indonesia sangat memprihatinkan karena berdasarkan data yang dilansir WHO, Toward universal access to diagnosis and treatment of multidrug-resistant and extensively drug-resistant tuberculosis by 2015-WHO progress report 2011. WHO Library Cataloguing-in-Publication Data 2011 menyebutkan estimasi insidensi kasus TB secara global pada tahun 2010 adalah 128 kasus per 100.000 populasi. Sedangkan estimasi prevalensi kasus MDR-TB pada tahun 2010 adalah sebanyak 650.000 kasus, dengan 4600 di antaranya telah mendapat pengobatan MDR-TB maka secara global insidensi kasus MDR-TB berkisar 3,3 % dari seluruh kasus TB baru.

Sementara berdasarkan data yang dilansir WHO/IUATLD Global Project on Anti Tuberculosis Drug Resistance Surveillance Anti Tuberculosis Drug Resistance in the world report nomor 4 Geneva menyebutkan dua Negara penyumban kasus terbesar adalah China dan India, yang diperkirakan menyumbang sekitar 50 % dari seluruh kasus MDR-TB, kemudian diikuti Rusia sekitar 7 %. Sedangkan Indonesia untuk estimasi insidensi kasus TB tahun 2009 menempati urutan kelima dan untuk kasus MDR-TB berada pada urutan kedelapan dari 27 negara dengan kasus TB tertinggi di dunia.
Waspadai TB untuk Kesehatan Masyarakat

Sejalan dengan Hari TB se-Dunia yang diperingati pada 24 Maret 2013 yakni peringatan Hari TB se-Dunia ke-131 ketika pertama kali diperingati pada 24 Maret 1882 di Berlin Jerman, Jaringan Kesejahteraan/kesehatan Masyarakat (JKM) Indonesia atau Networking for Community Welfare & Health memberdayakan masyarakat untuk tiga provinsi dalam menanggulangi Tuberculosis dengan memberdayakan masyarakat.

Langkah JKM Indonesia dengan melaksanakan Training of Trainers (TOT) dalam Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan TB untuk “Program Community Emprowerment of People Against Tuberculosis (CEPAT) Indonesia” Sabtu dan Minggu 23-24 Maret 2013 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK-USU) Medan.

Menurut Ketua JKM Indonesia dr. Delyuzar M. Ked (PA), Sp.PA (K) Training of Trainers dilaksanakan untuk melatih masyarakat dalam penanganan TB yakni dengan cara mobilisasi dan advokasi masyarakat agar masyarakat mampu memberdayakan dirinya guna mencegah, mendeteksi dan mengobati TB dengan fokus pada daerah kumuh perkotaan, kelompok miskin, komunitas yang rentan dengan masalah gizi dan meningkatkan pelayanan TB serta mendorong lahirnya kebijakan pemerintah dalam mendukung penanganan permasalahan TB di Indonesia.

Informasi TB yang tepat diterima masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat yang baik dan benar tentang TB, dapat mengurangi angka penderita positif TB yang sangat rentan menyerang semua orang. Laki-laki, perempuan dan semua usia sangat rentan terhadap TB, meskipun lebih rentan terhadap manusia berusia 15-35 tahun.

“Perlu diingat penularan bakteri tuberkulosis terjadi karena dibatukkan atau dibersinkan penderita sehingga orang lain bisa terinfeksi atau tertular bila terhirup ke dalam saluran pernafasan apa bila kondisi daya tahan tubuh yang tertular dalam keadaan lemah,” kata dr. Delyuzar.

Faktor lingkungan sosial sangat berpengaruh, lingkungan tidak sehat yakni lembab, kurang sirkulasi udara dan kurang sinar matahari membuat penyebaran bakteri tuberkulosis mudah tertular kepada orang yang berada pada kondisi lingkungan yang kurang sehat.

Program Community Emprowerment of People Against Tuberculosis Indonesia yang dilaksanakan JKM Indonesia mencakup tiga propinsi yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat dan DKI Jakarta dengan 14 kota/kabupaten, 177 kecamatan dan 1315 kelurahan/desa dengan target TB suspect yang akan memeriksakan diri sebanyak 70.808 pasien, TB yang menjalani pengobatan sebanyak 7.080 pasien. Target tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum tentang informasi TB 60 persen, tingkat pengetahuan dan kesadaran tentang informasi TB dari pemimpin dan pemangku kepentingan 80 persen.

Khusus daerah Sumatera Utara fokus di Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Deli Serdang, kota Tanjung Balai dan kota Medan. Training of Trainers dalam Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan TB diikuti para medis, berbagai elemen masyarakat termasuk dari perguruan tinggi dengan narasumber untuk sesi perkenalan TB yakni Ridesman Yanas, MKes, Nuryanto SKM, MKes, dr. Wisman D, Spa (K), dr. Rina Yunita, SpMk, dr. Riri Andri Muzasti, SpPD dan Jafirman Purba dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

Sedangkan untuk sesi Pengendalian TB dengan narasumber dr. Ibnu Alferally, SpPA, dr. Isti Ilmiati F,MSc dan dr. Sri Rejeki A, SpP. Untuk sesi pencarian dan pengawasan kasus TB dengan narasumber dr. Ivana Alona, MPH, dr. Sri Sofiani, SpA (K), dr. Wahyu Karim dan lainnya.

Sumber : http://www.analisadaily.com