Cara Hidup Sehat | Penyakit Batu Saluran Kemih - Penyakit batu saluran kemih telah dikenal sejak awal peradaban manusia, terbukti dengan ditemukannya batu kandung kemih pada rangka tulang panggul mumi Mesir yang berasal dari 4800 tahun sebelum Masehi. Beberapa dokumen medis kuno dari Mesopotamia, India, China, Persia, Yunani, dan Roma juga menyebutkan adanya penyakit batu.
Dalam catatan sejarah kedokteran dikatakan bahwa nyeri akibat batu saluran kemih menjadi salah satu nyeri terhebat yang dialami manusia, sehingga banyak praktisi kedokteran mencoba mengembangkan berbagai metode diagnostik dan prosedur pengangkatan batu.
Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia dan tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi. Di negara-negara berkembang, banyak dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas.
Sedangkan di seluruh dunia, rata-rata terdapat 1-12% penduduk yang menderita batu saluran kemih. Penderita batu saluran kemih laki-laki 3-4 kali lebih banyak dari wanita. Umur terbanyak penderita batu di negara Barat 20-50 tahun, dan di Indonesia antara 30-60 tahun. Kemungkinan keadaan ini disebabkan adanya perbedaan faktor sosial ekonomi, budaya dan diet
Batu Saluran Kemih (BSK) adalah penyakit di mana didapatkan masa keras seperti massa keras seperti batu yang berada di ginjal dan salurannya dan dapat enyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih, atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (nephrolith) maupun di dalam kandung kemih (vesicolith).
Proses pembentukan batu ini disebut urolithiasis. Batu yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan biasanya dapat keluar bersama dengan urine ketika berkemih. Batu yang berada di saluran kemih atas (ginjal dan ureter) menimbulkan kolik dan jika batu berada di saluran kemih bagian bawah (kandung kemih dan uretra) dapat menghambat buang air kecil.
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan sekitarnya.
Faktor intrinsik itu antara lain adalah:
1. Herediter (keturunan)
Penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.
2. Umur
Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun.
3. Jenis kelamin
Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan.
Beberapa faktor ekstrinsik diantaranya adalah:
1. Geografi
Pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagi daerah stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah Bantu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.
2. Iklim dan temperatur
3. Asupan air
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4. Diet
Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu saluran kemih.
5. Pekerjaan
Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas atau sedentary life.
Jenis batu
1. Batu kalsium
Kalsium adalah jenis batu yang paling banyak menyebabkan BSK yaitu sekitar 70%-80% dari seluruh kasus BSK. Batu ini terdiri kalsium oksalat, batu kalsium fosfat atau campuran dari kedua unsur tersebut. Pendapat konvensional mengatakan bahwa konsumsi kalsium dalam jumlah besar dapat memicu terjadinya batu ginjal. Namun, bukti-bukti terbaru malah menyatakan bahwa konsunsi kalsium dalam jumlah sedikitlah yang memicu terjadinya batu ginjal ini. Hal ini disebabkan karena dengan sedikitnya kalsium yang dikonsumsi, maka oksalat yang diserap tubuh semakin banyak. Oksalat ini kemudian melalui ginjal dan dibuang ke urin. Dalam urin, oksalat merupakan zat yang mudah membentuk endapan kalsium oksalat.
2. Batu Asam Urat
Lebih kurang 5-10% penderita BSK dengan komposisi asam urat. Batu asam urat dibentuk hanya oleh asam ura Kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi protein mempunyai peluang lebih besar menderita penyakit BSK, karena keadaan tersebut dapat meningkatkan ekskresi asam urat sehingga pH air kemih menjadi rendah. Ukuran batu asam urat bervariasi mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar sehingga membentuk staghorn (tanduk rusa).
3. Batu Struvit
Batu struvit disebabkan karena adanya infeksi saluran kemih dengan organisme yang memproduksi urease. Batu dapat tumbuh menjadi lebih besar membentuk batu staghorn dan mengisi seluruh pelvis dan kaliks ginjal. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan kuman pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak, Kuman-kuman yang termasuk pemecah urea diantaranya adalah Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobacter, Pseudomonas, dan Stafilokokus.
4. Batu jenis lain
Batu sistin, batu xanthin, dan batu silikat sangat jarang dijumpai. Batu sistin didapatkan karena kelainan metabolisme sistin yaitu kelainan dalam absorbsi sistin di mukosa usus. Demikian batu xanthin terbentuk karena penyakit bawaan berupa defisiensi enzim xantihin oksidase. Pemakaian anatasida yang menfandung silikat (magnesium silikat atau aluminometiosalisilat) yang berlebihan dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan timbulnya batu silikat.
Lokasi
1. Batu ginjal
Kebanyakan batu saluran kemih awalnya terbentuk dalam rongga ginjal, dalam hal ini penderita jarang mengalami keluhan yang berarti.
2. Batu ureter (saluran ginjal)
Batu yang masuk ke ureter biasanya menimbulkan sakit yang hebat dan aliran air seni dan ginjal akan tersumbat dan mengakibatkan ginjal terbendung dan membengkak. Batu ureter sebaiknya jangan ditunda terlalu lama, karena meskipun tak ada keluhan akan mengganggu fungsi ginjal disebabkan penyumbatan tersebut.
3. Batu buli (Kandung kemih)
Batu buli bisa menimbulkan sakit pada saat buang air kecil. Penderita sering terasa buang air kecil tidak nyaman dan tiba-tiba terhenti yang menjadi lancar ketika perubahan posisi. Batu dalam kandung kemih bila dibiarkan bisa jadi lebih besar dan telur ayam.
4.Batu urethra (Saluran bagian bawah)
Batu yang masuk ke urethra biasanya menyumbat, sehingga pasien tiba-tiba tidak bisa buang air kecil atau hanya menetes.
Gejala Klinis
Pada batu yang masih berukuran kecil dapat tidak memberikan gejala. Bahkan terkadang batu keluarsendiri saat buang air kecil yang sering terlihat sebagai kencing berpasir. Namun, pada batu yang berukuran lebih besar, maka dapat memberikan keluhan seperti dibawah ini :
1. Nyeri kolik
Nyeri yang disebabkan karena usaha untuk mengeluarkan batu, namun tersangkut di saluran kemih. Nyeri ini dirasakan sangat hebat dan hilang timbul. Nyeri bersifat tajam dan episodik di daerah pinggang (flank) yang sering menjalar ke perut, atau lipat paha, bahkan pada batu ureter distal sering ke kemaluan
2. Hematuria (ada darah di urin)
3. Nyeri saat berkemih, terutama saat batu bergerak
4. Buang air kecil sedikit, yang disebabkan tersumbatnya saluran kemih oleh batu
5. Mual dan muntah
Selain pemeriksaan fisik pada penderita batu ginjal juga perlu pemeriksaan lainnya seperti darah, urin dan radiologi. Pemeriksaan urin dan darah di laboratorium tidak cukup untuk membuktikan adanya batu di saluran kemih. Hasil urin yang normal tidak berarti bebas dari batu ginjal. Pemeriksaan radiologi yang umumnya dilakukan adalah foto polos abdomen, pielografi intravena dan USG.
Penatalaksanaan
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih secepatnya harus dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan atau terapi pada batu saluran kemih adalah jika batu telah menimbulkan obstruksi, infeksi, atau harus diambil karena suatu indikasi sosial.
Kadang kala batu saluran kemih tidak menimbulkan penyulit seperti diatas, namun diderita oleh seorang yang karena pekerjaannya (misalkan batu yang diderita oleh seorang pilot pesawat terbang) memiliki resiko tinggi dapat menimbulkan sumbatan saluran kemih pada saat yang bersangkutan sedang menjalankan profesinya dalam hal ini batu harus dikeluarkan dari saluran kemih. Pilihan terapi antara lain :
1. Terapi Konservatif
Sebagian besar batu ureter mempunyai diameter <5 mm. Seperti disebutkan sebelumnya, batu ureter <5 mm bisa keluar spontan. Terapi bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin dengan pemberian diuretikum, supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran kemih berupa :
a. Minum sehingga diuresis
2 liter/ hari
b. analgesia atau OAINS ( obat anti inflamasi non steroid )
Batas lama terapi konservatif adalah 6 minggu. Di samping ukuran batu syarat lain untuk observasi adalah berat ringannya keluhan pasien, ada tidaknya infeksi dan obstruksi.
2. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy )
Dengan ESWL sebagian besar pasien tidak perlu dibius, hanya diberi obat penangkal nyeri. Pasien akan berbaring di suatu alat dan akan dikenakan gelombang kejut untuk memecahkan batunya Bahkan pada ESWL generasi terakhir pasien bisa dioperasi dari ruangan terpisah. Jadi, begitu lokasi ginjal sudah ditemukan, dokter hanya menekan tombol dan ESWL di ruang operasi akan bergerak. Posisi pasien sendiri bisa telentang atau telungkup sesuai posisi batu ginjal. Batu ginjal yang sudah pecah akan keluar bersama air seni. Biasanya pasien tidak perlu dirawat dan dapat langsung pulang
3. Endourologi
Tindakan Endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih.
Beberapa tindakan endourologi antara lain:
a. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) yaitu mengeluarkan batu yang berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kalises melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil. Keuntungan dari PNL, bila batu kelihatan, hampir pasti dapat diambil atau dihancurkan; fragmen dapat diambil semua karena ureter bisa dilihat dengan jelas. Prosesnya berlangsung cepat dan dengan segera dapat diketahui berhasil atau tidak.
b. Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli.
c. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi adalah dengan memasukan alat ureteroskopi per-uretram. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi/ureterorenoskopi ini
4. Tindakan Operasi
Penanganan BSK, biasanya terlebih dahulu diusahakan untuk mengeluarkan batu secara spontan tanpa pembedahan/operasi. Tindakan bedah dilakukan jika batu tidak merespon terhadap bentuk penanganan lainnya
Pengobatan batu saluran kemih dengan tindakan apa yang paling efektif tergantung ukuran dan lokasi batu tersebut. Untuk itu perlu konsultasi dengan dokter spesialis urologi dan kemungkinan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan tindakan yang paling erektif dengan resiko yang lebih kecil dalam pengobatan batu saluran kemih.
Pencegahan
Pada umumnya pencegahan itu berupa :
1. Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urin 2-3 liter per hari.
2. Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu.
3. Aktivitas harian yang cukup.
4. Terapi infeksi saluran kemih
5. Hindari vitamin C berlebih, terutama yang berasal dari suplemen
Beberapa diet yang dianjurkan adalah:
1. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
2. Rendah oksalat.
3. Rendah garam, karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri.
4. Rendah purin.
Dalam catatan sejarah kedokteran dikatakan bahwa nyeri akibat batu saluran kemih menjadi salah satu nyeri terhebat yang dialami manusia, sehingga banyak praktisi kedokteran mencoba mengembangkan berbagai metode diagnostik dan prosedur pengangkatan batu.
Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia dan tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi. Di negara-negara berkembang, banyak dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas.
Sedangkan di seluruh dunia, rata-rata terdapat 1-12% penduduk yang menderita batu saluran kemih. Penderita batu saluran kemih laki-laki 3-4 kali lebih banyak dari wanita. Umur terbanyak penderita batu di negara Barat 20-50 tahun, dan di Indonesia antara 30-60 tahun. Kemungkinan keadaan ini disebabkan adanya perbedaan faktor sosial ekonomi, budaya dan diet
Batu Saluran Kemih (BSK) adalah penyakit di mana didapatkan masa keras seperti massa keras seperti batu yang berada di ginjal dan salurannya dan dapat enyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih, atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (nephrolith) maupun di dalam kandung kemih (vesicolith).
Proses pembentukan batu ini disebut urolithiasis. Batu yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan biasanya dapat keluar bersama dengan urine ketika berkemih. Batu yang berada di saluran kemih atas (ginjal dan ureter) menimbulkan kolik dan jika batu berada di saluran kemih bagian bawah (kandung kemih dan uretra) dapat menghambat buang air kecil.
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan sekitarnya.
Faktor intrinsik itu antara lain adalah:
1. Herediter (keturunan)
Penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.
2. Umur
Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun.
3. Jenis kelamin
Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan.
Beberapa faktor ekstrinsik diantaranya adalah:
1. Geografi
Pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagi daerah stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah Bantu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.
2. Iklim dan temperatur
3. Asupan air
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4. Diet
Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu saluran kemih.
5. Pekerjaan
Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas atau sedentary life.
Jenis batu
1. Batu kalsium
Kalsium adalah jenis batu yang paling banyak menyebabkan BSK yaitu sekitar 70%-80% dari seluruh kasus BSK. Batu ini terdiri kalsium oksalat, batu kalsium fosfat atau campuran dari kedua unsur tersebut. Pendapat konvensional mengatakan bahwa konsumsi kalsium dalam jumlah besar dapat memicu terjadinya batu ginjal. Namun, bukti-bukti terbaru malah menyatakan bahwa konsunsi kalsium dalam jumlah sedikitlah yang memicu terjadinya batu ginjal ini. Hal ini disebabkan karena dengan sedikitnya kalsium yang dikonsumsi, maka oksalat yang diserap tubuh semakin banyak. Oksalat ini kemudian melalui ginjal dan dibuang ke urin. Dalam urin, oksalat merupakan zat yang mudah membentuk endapan kalsium oksalat.
2. Batu Asam Urat
Lebih kurang 5-10% penderita BSK dengan komposisi asam urat. Batu asam urat dibentuk hanya oleh asam ura Kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi protein mempunyai peluang lebih besar menderita penyakit BSK, karena keadaan tersebut dapat meningkatkan ekskresi asam urat sehingga pH air kemih menjadi rendah. Ukuran batu asam urat bervariasi mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar sehingga membentuk staghorn (tanduk rusa).
3. Batu Struvit
Batu struvit disebabkan karena adanya infeksi saluran kemih dengan organisme yang memproduksi urease. Batu dapat tumbuh menjadi lebih besar membentuk batu staghorn dan mengisi seluruh pelvis dan kaliks ginjal. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan kuman pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak, Kuman-kuman yang termasuk pemecah urea diantaranya adalah Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobacter, Pseudomonas, dan Stafilokokus.
4. Batu jenis lain
Batu sistin, batu xanthin, dan batu silikat sangat jarang dijumpai. Batu sistin didapatkan karena kelainan metabolisme sistin yaitu kelainan dalam absorbsi sistin di mukosa usus. Demikian batu xanthin terbentuk karena penyakit bawaan berupa defisiensi enzim xantihin oksidase. Pemakaian anatasida yang menfandung silikat (magnesium silikat atau aluminometiosalisilat) yang berlebihan dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan timbulnya batu silikat.
Lokasi
1. Batu ginjal
Kebanyakan batu saluran kemih awalnya terbentuk dalam rongga ginjal, dalam hal ini penderita jarang mengalami keluhan yang berarti.
2. Batu ureter (saluran ginjal)
Batu yang masuk ke ureter biasanya menimbulkan sakit yang hebat dan aliran air seni dan ginjal akan tersumbat dan mengakibatkan ginjal terbendung dan membengkak. Batu ureter sebaiknya jangan ditunda terlalu lama, karena meskipun tak ada keluhan akan mengganggu fungsi ginjal disebabkan penyumbatan tersebut.
3. Batu buli (Kandung kemih)
Batu buli bisa menimbulkan sakit pada saat buang air kecil. Penderita sering terasa buang air kecil tidak nyaman dan tiba-tiba terhenti yang menjadi lancar ketika perubahan posisi. Batu dalam kandung kemih bila dibiarkan bisa jadi lebih besar dan telur ayam.
4.Batu urethra (Saluran bagian bawah)
Batu yang masuk ke urethra biasanya menyumbat, sehingga pasien tiba-tiba tidak bisa buang air kecil atau hanya menetes.
Gejala Klinis
Pada batu yang masih berukuran kecil dapat tidak memberikan gejala. Bahkan terkadang batu keluarsendiri saat buang air kecil yang sering terlihat sebagai kencing berpasir. Namun, pada batu yang berukuran lebih besar, maka dapat memberikan keluhan seperti dibawah ini :
1. Nyeri kolik
Nyeri yang disebabkan karena usaha untuk mengeluarkan batu, namun tersangkut di saluran kemih. Nyeri ini dirasakan sangat hebat dan hilang timbul. Nyeri bersifat tajam dan episodik di daerah pinggang (flank) yang sering menjalar ke perut, atau lipat paha, bahkan pada batu ureter distal sering ke kemaluan
2. Hematuria (ada darah di urin)
3. Nyeri saat berkemih, terutama saat batu bergerak
4. Buang air kecil sedikit, yang disebabkan tersumbatnya saluran kemih oleh batu
5. Mual dan muntah
Selain pemeriksaan fisik pada penderita batu ginjal juga perlu pemeriksaan lainnya seperti darah, urin dan radiologi. Pemeriksaan urin dan darah di laboratorium tidak cukup untuk membuktikan adanya batu di saluran kemih. Hasil urin yang normal tidak berarti bebas dari batu ginjal. Pemeriksaan radiologi yang umumnya dilakukan adalah foto polos abdomen, pielografi intravena dan USG.
Penatalaksanaan
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih secepatnya harus dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan atau terapi pada batu saluran kemih adalah jika batu telah menimbulkan obstruksi, infeksi, atau harus diambil karena suatu indikasi sosial.
Kadang kala batu saluran kemih tidak menimbulkan penyulit seperti diatas, namun diderita oleh seorang yang karena pekerjaannya (misalkan batu yang diderita oleh seorang pilot pesawat terbang) memiliki resiko tinggi dapat menimbulkan sumbatan saluran kemih pada saat yang bersangkutan sedang menjalankan profesinya dalam hal ini batu harus dikeluarkan dari saluran kemih. Pilihan terapi antara lain :
1. Terapi Konservatif
Sebagian besar batu ureter mempunyai diameter <5 mm. Seperti disebutkan sebelumnya, batu ureter <5 mm bisa keluar spontan. Terapi bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin dengan pemberian diuretikum, supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran kemih berupa :
a. Minum sehingga diuresis
2 liter/ hari
b. analgesia atau OAINS ( obat anti inflamasi non steroid )
Batas lama terapi konservatif adalah 6 minggu. Di samping ukuran batu syarat lain untuk observasi adalah berat ringannya keluhan pasien, ada tidaknya infeksi dan obstruksi.
2. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy )
Dengan ESWL sebagian besar pasien tidak perlu dibius, hanya diberi obat penangkal nyeri. Pasien akan berbaring di suatu alat dan akan dikenakan gelombang kejut untuk memecahkan batunya Bahkan pada ESWL generasi terakhir pasien bisa dioperasi dari ruangan terpisah. Jadi, begitu lokasi ginjal sudah ditemukan, dokter hanya menekan tombol dan ESWL di ruang operasi akan bergerak. Posisi pasien sendiri bisa telentang atau telungkup sesuai posisi batu ginjal. Batu ginjal yang sudah pecah akan keluar bersama air seni. Biasanya pasien tidak perlu dirawat dan dapat langsung pulang
3. Endourologi
Tindakan Endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih.
Beberapa tindakan endourologi antara lain:
a. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) yaitu mengeluarkan batu yang berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kalises melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil. Keuntungan dari PNL, bila batu kelihatan, hampir pasti dapat diambil atau dihancurkan; fragmen dapat diambil semua karena ureter bisa dilihat dengan jelas. Prosesnya berlangsung cepat dan dengan segera dapat diketahui berhasil atau tidak.
b. Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli.
c. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi adalah dengan memasukan alat ureteroskopi per-uretram. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi/ureterorenoskopi ini
4. Tindakan Operasi
Penanganan BSK, biasanya terlebih dahulu diusahakan untuk mengeluarkan batu secara spontan tanpa pembedahan/operasi. Tindakan bedah dilakukan jika batu tidak merespon terhadap bentuk penanganan lainnya
Pengobatan batu saluran kemih dengan tindakan apa yang paling efektif tergantung ukuran dan lokasi batu tersebut. Untuk itu perlu konsultasi dengan dokter spesialis urologi dan kemungkinan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan tindakan yang paling erektif dengan resiko yang lebih kecil dalam pengobatan batu saluran kemih.
Pencegahan
Pada umumnya pencegahan itu berupa :
1. Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urin 2-3 liter per hari.
2. Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu.
3. Aktivitas harian yang cukup.
4. Terapi infeksi saluran kemih
5. Hindari vitamin C berlebih, terutama yang berasal dari suplemen
Beberapa diet yang dianjurkan adalah:
1. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
2. Rendah oksalat.
3. Rendah garam, karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri.
4. Rendah purin.