Gatal merupakan suatu sensasi tidak menyenangkan yang akan berkurang atau bahkan menghilang dengan garukan. Rasa tidak menyenangkan ini dapat timbul oleh akibat adanya penyakit yang menyerang kulit dan juga penyakit pada organ dalam tubuh, seperti penyakit liver/hati ataupun penyakit ginjal. Walaupun gatal, seringkali pada kulit tidak dapat kita jumpai ruam yang berarti. Inilah sebabnya mengapa rasa gatal sulit untuk ditegakkan penyebab pastinya.
Gatal sering kali tidak dianggap serius oleh orang-orang, padahal sebenarnya ini merupakan sebuah sistem peringatan dari tubuh bahwa ada sesuatu yang tidak normal telah terjadi di tubuh kita. Gatal mungkin tidak akan mengganggu aktifitas sehari-hari seseorang bila terjadi dalam waktu singkat dan dapat menghilang serta membaik dengan garukan. Namun, bila rasa gatal dirasakan terus menerus dan tidak menghilang setelah digaruk? Tentu akan menjadi sebuah masalah!
Penanganan yang dapat diberikan untuk meredakan ataupun menghilangkan rasa tidak menyenangkan ini adalah dengan cara menemukan penyebab dasar sensasi tersebut. Penyebab rasa gatal, seperti yang telah disebutkan sebelumnya sangatlah sulit untuk diidentifikasi.Oleh sebab itu, salah satu cara terbaik untuk menegakkan penyebab pasti rasa gatal adalah dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya dari pasien.
Ada banyak hal yang menyebabkan rasa gatal dapat berlangsung berlama-lama dan sulit diobati hingga mengganggu aktifitas seseorang, salah satunya adalah scabies. Scabies memiliki beberapa nama yang dikenal masyarakat yaitu, gudik, kudis, buduk, kerak, ataupun gatal agogo. Scabies merupakan keadaan di mana kulit seseorang terinfeksi oleh Sarcoptes scabiei.
Sarcoptes Scabiei
Sarcoptes scabiei adalah parasit sejenis tungau yang kecil dan berbentuk lonjong. Karena ukurannya yang kecil, sehingga untuk melihat parasit tersebut dibutuhkan bantuan mikroskop cahaya. Sarcoptes scabiei sering ditemukan di kasur, tirai jendela, karpet, dan sofa yang sudah lama ataupun jarang dibersihkan. Parasit ini aktif bekerja pada malam hari (nokturnal), yang biasa dilakukan adalah berjalan-jalan di kulit sambil menggali terowongan ke dalam lapisan kulit terluar (stratum corneum) untuk meletakkan telur-telurnya.
Selain meletakkan telurnya, mereka juga mengeluarkan feses di sepanjang perjalanan dalam terowongan tersebut. Begitu banyaknya benda asing yang dikeluarkan oleh Sarcoptes scabiei ke dalam lapisan kulitseseorang mengakibatkan timbulnya reaksi perlawanan dari kulit. Reaksi ini juga sekaligus sebagai reaksi peringatan bahwa terdapat benda asing yang berada di daerah tersebut dan sedang melakukan invasi. Bentuk-bentuk reaksi tersebut dapat berupa timbulnya rasa gatal, kemerahan pada kulit, ataupun terbentuk bintil-bintil di daerah sekitarnya
Scabies : Angka Kejadian
Kejadian Scabiesdi seluruh dunia bersifat fluktuatif. Di negara berkembang, tercatat kejadian Scabies adalah sebanyak 6-27%. Insidens Scabies di daerah yang sosial ekonominya rendah, higiene yang buruk, dan daerah padat penduduk dapat meningkat lebih tinggi dibanding dengan angka yang tercatat.
Scabies : Gejala Klinis
Gejala yang khas pada penderita Scabies adalah rasa gatal yang jauh lebih hebat pada malam hari (pruritus nocturnal), pada saat panas, dan juga pada saat berkeringat. Selain dari itu, dapat juga ditemukan kelainan pada kulit berupa bintil-bintil. Pada kasus yang parah, dapat dijumpai penebalan kulit dan juga perubahan warna kulit menjadi lebih gelap sebagai akibat dari garukan yang intens.
Kemudian, yang khas dari scabies adalah kejadiannya sering kali menyerang orang-orang yang tinggal bersama-sama di satu tempat. Jadi, bila seorang anggota keluarga terkena scabies anggota keluarga lainnya juga berkemungkinan sangat besar untuk turut terkena penyakit kulit oleh parasit ini.
Bagian tubuh yang sering terserang Sarcoptes scabiei adalah sela-sela jari, tangan, pergelangan tangan, ketiak, dada, punggung, dan daerah sekitar payudara. Daerah-daerah ini disebut juga dengan Circle of Hebra, yang merupakan suatu lingkaran imajiner yang dibuat untuk menggambarkan lokasi-lokasi di tubuh yang sering menjadi awal terjadinya dan timbulnya gejala (predileksi) scabies. Selain dari daerah-daerah yang disebutkan di atas, scabies juga dapat menyebar ke daerah lain seperti ke kaki, pusar/umbilicus, dan sela-sela bokong. Bahkan, terkadang scabies juga dapat menyebar sampai ke daerah genitalia. Dengan kata lain, hampir semua bagian tubuh dapat terkena scabies.
Scabies: Penularan
Scabies termasuk penyakit kulit yang dapat ditularkan. Penularannya dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Penularan secara langsung seperti pada saat bersalaman ataupun berhubungan badan dengan orang yang terinfeksi. Selanjutnya, penularan secara tidak langsung terjadi melalui tukar-menukar perlengkapan tidur, pakaian, handuk, serta pakaian dalam dengan orang yang terinfeksi Sarcoptes scabiei.
Scabies: Penatalaksanaan
Setelah diagnosis telah ditegakkan secara pasti, penanganan pasien scabies dapat segera dilakukan. Tentu penatalaksanaan utamanya adalah mematikan tungau yang berada di dalam kulit agar tidak ada lagi aktivitas lebih lanjut. Untuk ini biasanya sering diberikan obat berupa krim untuk dioleskan di kulit. Cara pemakaian dan lama pemakaian sangat menentukan keberhasilan pengobatan. Seringkali terjadi kegagalan pengobatan dikarenakan pemakaian obatnya yang salah. Itulah sebabnya penting untuk berkonsultasi dengan dokter bagaimana pemakaian yang tepat dari obat tersebut.
Selain dari penatalaksanaan utama, beberapa obat untuk meredakan gejala juga sering diberikan. Hal ini disebabkan, seringkali gejala scabies mengganggu keseharian penderitanya. Beberapa obat yang diberikan dapat berupa antihistamin, kortikosteroid, dan terkadang diperlukan pemberian antibiotik untuk menatalaksana infeksi sekunder yang timbul pada ruam.
Scabies adalah penyakit yang dapat menular, itulah sebabnya sangatlah baik bila pasien juga membawa pasangan seksualnya ataupun anggota keluarga lainnya untuk diperiksa lebih lanjut. Karena tentu pasien tidak ingin setelah menjalani pengobatan dan berhasil, harus kembali terkenascabies akibat keluarga ataupun pasangannya yang masi terinfeksi.
Scabies : Pencegahan
Untuk mencegah terkena scabies tentu kita harus menghilangkan pencetusnya, yaitu Sarcoptes scabiei. Ada beberapa cara dapat dilakukan untuk menghilangkan ataupun mematikan pencetusnya, yaitu :
1. Cucilah tirai, sprei dan pakaian secara teratur
2. Jemurlah kasur di bawah terik matahari
3. Lakukanlah penghisapan debu-debu dan tungau dengan menggunakan vacuum cleaner
4. Bila terdapat barang-barang rumah tangga yang tidak dapat dicuci, dapat dilakukan pengisolasian selama 3 hari sebagai alternatif
5. Cucilah tangan secara teratur, dan hindari tukar menukar pakaian dengan orang lain.
Gatal sering kali tidak dianggap serius oleh orang-orang, padahal sebenarnya ini merupakan sebuah sistem peringatan dari tubuh bahwa ada sesuatu yang tidak normal telah terjadi di tubuh kita. Gatal mungkin tidak akan mengganggu aktifitas sehari-hari seseorang bila terjadi dalam waktu singkat dan dapat menghilang serta membaik dengan garukan. Namun, bila rasa gatal dirasakan terus menerus dan tidak menghilang setelah digaruk? Tentu akan menjadi sebuah masalah!
Penanganan yang dapat diberikan untuk meredakan ataupun menghilangkan rasa tidak menyenangkan ini adalah dengan cara menemukan penyebab dasar sensasi tersebut. Penyebab rasa gatal, seperti yang telah disebutkan sebelumnya sangatlah sulit untuk diidentifikasi.Oleh sebab itu, salah satu cara terbaik untuk menegakkan penyebab pasti rasa gatal adalah dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya dari pasien.
Ada banyak hal yang menyebabkan rasa gatal dapat berlangsung berlama-lama dan sulit diobati hingga mengganggu aktifitas seseorang, salah satunya adalah scabies. Scabies memiliki beberapa nama yang dikenal masyarakat yaitu, gudik, kudis, buduk, kerak, ataupun gatal agogo. Scabies merupakan keadaan di mana kulit seseorang terinfeksi oleh Sarcoptes scabiei.
Sarcoptes Scabiei
Sarcoptes scabiei adalah parasit sejenis tungau yang kecil dan berbentuk lonjong. Karena ukurannya yang kecil, sehingga untuk melihat parasit tersebut dibutuhkan bantuan mikroskop cahaya. Sarcoptes scabiei sering ditemukan di kasur, tirai jendela, karpet, dan sofa yang sudah lama ataupun jarang dibersihkan. Parasit ini aktif bekerja pada malam hari (nokturnal), yang biasa dilakukan adalah berjalan-jalan di kulit sambil menggali terowongan ke dalam lapisan kulit terluar (stratum corneum) untuk meletakkan telur-telurnya.
Selain meletakkan telurnya, mereka juga mengeluarkan feses di sepanjang perjalanan dalam terowongan tersebut. Begitu banyaknya benda asing yang dikeluarkan oleh Sarcoptes scabiei ke dalam lapisan kulitseseorang mengakibatkan timbulnya reaksi perlawanan dari kulit. Reaksi ini juga sekaligus sebagai reaksi peringatan bahwa terdapat benda asing yang berada di daerah tersebut dan sedang melakukan invasi. Bentuk-bentuk reaksi tersebut dapat berupa timbulnya rasa gatal, kemerahan pada kulit, ataupun terbentuk bintil-bintil di daerah sekitarnya
Scabies : Angka Kejadian
Kejadian Scabiesdi seluruh dunia bersifat fluktuatif. Di negara berkembang, tercatat kejadian Scabies adalah sebanyak 6-27%. Insidens Scabies di daerah yang sosial ekonominya rendah, higiene yang buruk, dan daerah padat penduduk dapat meningkat lebih tinggi dibanding dengan angka yang tercatat.
Scabies : Gejala Klinis
Gejala yang khas pada penderita Scabies adalah rasa gatal yang jauh lebih hebat pada malam hari (pruritus nocturnal), pada saat panas, dan juga pada saat berkeringat. Selain dari itu, dapat juga ditemukan kelainan pada kulit berupa bintil-bintil. Pada kasus yang parah, dapat dijumpai penebalan kulit dan juga perubahan warna kulit menjadi lebih gelap sebagai akibat dari garukan yang intens.
Kemudian, yang khas dari scabies adalah kejadiannya sering kali menyerang orang-orang yang tinggal bersama-sama di satu tempat. Jadi, bila seorang anggota keluarga terkena scabies anggota keluarga lainnya juga berkemungkinan sangat besar untuk turut terkena penyakit kulit oleh parasit ini.
Bagian tubuh yang sering terserang Sarcoptes scabiei adalah sela-sela jari, tangan, pergelangan tangan, ketiak, dada, punggung, dan daerah sekitar payudara. Daerah-daerah ini disebut juga dengan Circle of Hebra, yang merupakan suatu lingkaran imajiner yang dibuat untuk menggambarkan lokasi-lokasi di tubuh yang sering menjadi awal terjadinya dan timbulnya gejala (predileksi) scabies. Selain dari daerah-daerah yang disebutkan di atas, scabies juga dapat menyebar ke daerah lain seperti ke kaki, pusar/umbilicus, dan sela-sela bokong. Bahkan, terkadang scabies juga dapat menyebar sampai ke daerah genitalia. Dengan kata lain, hampir semua bagian tubuh dapat terkena scabies.
Scabies: Penularan
Scabies termasuk penyakit kulit yang dapat ditularkan. Penularannya dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Penularan secara langsung seperti pada saat bersalaman ataupun berhubungan badan dengan orang yang terinfeksi. Selanjutnya, penularan secara tidak langsung terjadi melalui tukar-menukar perlengkapan tidur, pakaian, handuk, serta pakaian dalam dengan orang yang terinfeksi Sarcoptes scabiei.
Scabies: Penatalaksanaan
Setelah diagnosis telah ditegakkan secara pasti, penanganan pasien scabies dapat segera dilakukan. Tentu penatalaksanaan utamanya adalah mematikan tungau yang berada di dalam kulit agar tidak ada lagi aktivitas lebih lanjut. Untuk ini biasanya sering diberikan obat berupa krim untuk dioleskan di kulit. Cara pemakaian dan lama pemakaian sangat menentukan keberhasilan pengobatan. Seringkali terjadi kegagalan pengobatan dikarenakan pemakaian obatnya yang salah. Itulah sebabnya penting untuk berkonsultasi dengan dokter bagaimana pemakaian yang tepat dari obat tersebut.
Selain dari penatalaksanaan utama, beberapa obat untuk meredakan gejala juga sering diberikan. Hal ini disebabkan, seringkali gejala scabies mengganggu keseharian penderitanya. Beberapa obat yang diberikan dapat berupa antihistamin, kortikosteroid, dan terkadang diperlukan pemberian antibiotik untuk menatalaksana infeksi sekunder yang timbul pada ruam.
Scabies adalah penyakit yang dapat menular, itulah sebabnya sangatlah baik bila pasien juga membawa pasangan seksualnya ataupun anggota keluarga lainnya untuk diperiksa lebih lanjut. Karena tentu pasien tidak ingin setelah menjalani pengobatan dan berhasil, harus kembali terkenascabies akibat keluarga ataupun pasangannya yang masi terinfeksi.
Scabies : Pencegahan
Untuk mencegah terkena scabies tentu kita harus menghilangkan pencetusnya, yaitu Sarcoptes scabiei. Ada beberapa cara dapat dilakukan untuk menghilangkan ataupun mematikan pencetusnya, yaitu :
1. Cucilah tirai, sprei dan pakaian secara teratur
2. Jemurlah kasur di bawah terik matahari
3. Lakukanlah penghisapan debu-debu dan tungau dengan menggunakan vacuum cleaner
4. Bila terdapat barang-barang rumah tangga yang tidak dapat dicuci, dapat dilakukan pengisolasian selama 3 hari sebagai alternatif
5. Cucilah tangan secara teratur, dan hindari tukar menukar pakaian dengan orang lain.